Minggu, 16 Oktober 2016

Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jawa Barat
Jawa Kulon
BenderaLambang
BenderaLambang
Gedung-Sate-Trees.jpg
Gedung Sate di Bandung, Jawa Barat.
Semboyan:
Gemah Ripah Répéh Rapih
(Sunda: Makmur Sentosa Sederhana Rapi)[1]
Lokasi Jawa Barat Indonesia.svg
Hari jadi18 Agustus 1945
Dasar hukumUU No. 11 Tahun 1950
Ibu kotaBandung
Area
 - Total luas35.222,18 km2
Populasi
 - Total52.476.473
Pemerintahan
 - GubernurAhmad Heryawan
 - WagubDeddy Mizwar
 - Ketua DPRDIneu Purwadewi
 - SekdaIwa Karniwa
 - Kabupaten18
 - Kota9
 - Kecamatan558
 - Kelurahan5.778
APBD (2015)Rp28.530.972.638.325,- [2](total)
 - PADRp23.989.000.087.978,- [3]
 - DAURp. 1.181.553.108.000,-
Demografi
 - Suku bangsaSunda (73,73%), Jawa(11,04%), Betawi (5,33%),Cirebon (5%), Batak(0,77%), Minangkabau(0,47%), Tionghoa(0,46%)[4]
 - AgamaIslam (97%), Protestan(1,81%), Katolik (0,58%),Buddha (0,22%), Hindu(0,05%), Kong Hu Cu(0.03%)[5]
 - BahasaBahasa SundaBahasa CirebonanBahasa Cirebon dialek IndramayuBahasa Melayu dialek Betawi [note 1]
Zona waktuWIB (UTC+7)
Lagu daerahManuk Dadali
Bubuy Bulan
Tokecang
dan lain-lain
Rumah tradisionalRumah Kasepuhan
Senjata tradisionalKujang
Situs webwww.jabarprov.go.id
Jawa Barat (bahasa SundaJawa Kulon) adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di Bandung.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni (Bekasi kuna) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[butuh rujukan]
Wilayah Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.[butuh rujukan] Prasasti peninggalan KerajaanTarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[butuh rujukan]
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[butuh rujukan]. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan Sunda beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).[butuh rujukan]
Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadiKesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.
Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa(sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.
Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi Cirebon - Demak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon - Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.
Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran (ibukota Kerajaan Sunda), dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun 1925 ketika Pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi itu sebagai pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilahSoendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.
Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia.
Pada tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.

Perekonomian

Jawa Barat selama lebih dari tiga dekade telah mengalami perkembangan ekonomi yang pesat. Saat ini peningkatan ekonomi modern ditandai dengan peningkatan pada sektor manufaktur dan jasa. Disamping perkembangan sosial dan infrastruktur, sektor manufaktur terhitung terbesar dalam memberikan kontribusinya melalui investasi, hampir tigaperempat dari industri-industri manufaktur non minyak berpusat di sekitar Jawa Barat.PDRB Jawa Barat pada tahun 2003 mencapai Rp.231.764 miliar (US$ 27.26 Billion) menyumbang 14-15 persen dari total PDB nasional, angka tertinggi bagi sebuah Provinsi. Bagaimanapun juga karena jumlah penduduk yang besar, PDB per kapita Jawa Barat adalah Rp. 5.476.034 (US$644.24) termasuk minyak dan gas, ini menggambarkan 82,4 persen dan 86,1 persen dari rata-rata nasional. Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 adalah 4,21 persen termasuk minyak dan gas 4,91 persen termasuk minyak dan gas, lebih baik dari Indonesia secara keseluruhan. (US$1 = Rp. 8.500,-).

Geografi


Kawah gunung Tangkuban Parahu di wilayah selatan kabupaten Subang[6].
Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Jawa Tengah di timur,Samudera Hindia di selatan, serta Banten dan DKI Jakarta di barat.
Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.

Penduduk

Mayoritas penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda, yang bertutur menggunakan Bahasa Sunda. Di Kabupaten CirebonKota Cirebon dan Kabupaten Kuningan dituturkan bahasa Cirebon yang mirip dengan Bahasa Banyumasan dialek Brebes. Di Kabupaten Indramayu menggunakan bahasa Cirebon dialek Indramayu atau dikenal dengan dermayon dan beberapa kecamatan yang terletak di pantai utara kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang seperti Cilamaya Wetan, Cilamaya Kulon dan Pedes (Cemara) menggunakan bahasa Cirebon yang hampir mirip dengan bahasa Cirebon dialek dermayon. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi, KecamatanTarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi) dan Kota Depok bagian utara dituturkan bahasa Melayu dialek Betawi. Jawa Barat merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta) serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta Cirebon Radio yang menggunakan ragamBahasa Cirebon Bagongan maupun Bebasan. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat.

Iklim

Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu 9 °C di Puncak Gunung Pangrango dan 34 °C di Pantai Utara, curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, namun di beberapa daerah pegunungan antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.

Topografi

Ciri utama daratan Jawa Barat adalah bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratan dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah lereng bukit yang landai di tengah ketinggian 100 1.500 m dpl, wilayah dataran luas di utara ketinggian 0 . 10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.

Demografi


Piramida penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil sensus 2010. Legenda:
  Laki-laki
  Perempuan

Peta kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat berdasarkan tingkat kepadatan penduduk hasil sensus 2010. Legenda:
  < 2.000
  2.000 - 3.999
  4.000 - 8.999
  9.000 - 10.999
  ≥ 11.000
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 43.053.732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.
Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamissebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.
Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.
Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92.[7]

Manufaktur

Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor jawa Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya.

Pertanian: Lahan dan perairan

Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras. Tidak dimungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia, hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditi seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.

Kelautan dan perikanan

Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km. Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar. Suatu perencanaan terpadu tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan.Untuk potensi perairan darat, tidak hanya dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat, Tetapi potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar.

Jumlah penduduk dan tenaga kerja

Dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003, 16 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh sangat cepat, khususnya disekitar JABODETABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat memiliki tenaga pekerja berpendididkan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun 2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan. Sebagian besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor pelayanan (29%).

Minyak-Mineral dan geothermal

Minyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara cadangan geothermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat. Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT. Aneka Tambang, potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton.

Pendidikan dan Kebudayaan


Pagelaran Wayang kulit Cirebon pada Mei 2015 yang diabadikan oleh Arie Nugraha (budayawan Cirebon) dengan lakon "Rit Madenda" di desa Mekar Asihkecamatan Banyu Sarikabupaten Karawangyang dipimpin oleh Ki Dalang Enang Sutriya
Perlindungan dan proses pengembangan Budaya dan Bahasa yang ada di Jawa Barat secara kongrit dimulai dengan adanya Kongres Jawa Barat, kongres Jawa Barat merupakan sebuah wadah berkumpulnya para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk membicarakan berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan yang ada di Jawa Barat.

Pendidikan Bahasa Sunda[sunting | sunting sumber]

Bahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Jawa Barat, terutama di wilayah Parahyanganyang merupakan wilayah tempat tinggal tradisional Suku Sunda.
Berdasarkan Pergub Jabar no. 69 tahun 2013, Bahasa Sunda ditetapkan sebagai salah-satu mata pelajaran bahasa dan sastra daerah di Jawa Barat, bersama dengan bahasa Cirebon dan bahasa Melayu dialek Betawi. Bahasa Sunda diajarkan di dua tingkat jenjang pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah lalu Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah) dan jenjang pendidikan menengah (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).
Dalam membantu keberlangsungan pendidikan Bahasa Sunda di Jawa Barat, pemerintah daerah Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran dan Yayasan Kebudayaan Rancage menerbitkan Kamus Utama, yaitu kamus bahasa Sunda terlengkap yang terdiri dari 6 jilid, 10.000 halaman dan memuat 150.000 entri. Saat ini kamus tersebut sudah dikirim ke perpustakaan di Eropa seperti perpustakaan KITLV di Belanda.

Pendidikan bahasa Cirebon

Keberagaman budaya dan bahasa yang ada di Jawa Barat sempat diuji ketika Kongres Jawa Barat yang ketiga diadakan. Tepatnya di Kota Bandung tanggal 28 Februari 1948, pada saat tersebut salah satu perwakilan masyarakat Jawa Barat dari Suku Sunda yaitu Soeria Kartalegawa yang juga ketua Partai Rakyat Pasundan (PRP) mengusulkan agar pembicaraan dalam rapat badan perwakilan tersebut (Kongres Jawa Barat) dibolehkan menggunakan Bahasa Sunda, namun kemudian usulan tersebut segera disanggah oleh perwakilan masyarakat Jawa Barat lainnya dari Suku Cirebon yaitu Soekardi
Kemudian pada periode sebelum tahun 1970-an Pemerintah memasukkan pelajaran bahasa Jawa untuk wilayah Cirebon dan Indramayu yang masih termasuk wilayah Provinsi Jawa Barat di mana mayoritas penduduknya menggunakan Bahasa Sunda, namun ternyata guru pengajar dan muridnya tidak memahami kosakata yang digunakan tersebut hingga akhirnya memutuskan untuk tidak mengajarkan bahasa Jawa di wilayah Cirebon-Indramayu.
Kekosongan pelajaran muatan lokal bahasa daerah ini kemudian berusaha diisi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan memasukkan pelajaran bahasa daerah bahasa Sunda, oleh karenanya pada periode tahun 1970-an bahasa daerah yang diajarkan di wilayah Cirebon - Indramayu adalah bahasa Sunda.
Tetapi kebijaksanaan itu tidak tepat, sehingga muncul gerakan untuk menggantinya dengan buku dalam bahasa yang digunakan di wilayahnya yaitu bahasa Cirebon.[13]Kemudian pada periode tahun selanjutnya, pengajaran bahasa Cirebon mulai untuk diajarkan di wilayah Pakaleran Majalengka yaitu wilayah utara kabupaten Majalengka yang mayoritas penduduknya merupakan keturunan Prajurit Mataram.[14] Pada wilayah Pakaleran ini, kosakata bahasa Jawa dialek Banyumasandialek Bumiayu, serta dialek Tegallebih terasa.
Namun pengajaran bahasa daerah pada periode tersebut belum memiliki payung hukum, karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebelumnya mengindikasikan bahwa Jawa Barat merupakan wilayah tanah Sunda dengan mayoritas suku Sunda yang bertutur bahasa Sunda. Setelah tahun 2003, dengan diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Perlindungan dan Pengembangan Budaya dan Bahasa, Jawa Barat mengakui adanya tiga suku asli yaitu Sunda, Melayu-Betawi dan Cirebon.
Pengajaran bahasa daerah non-Sunda memiliki perlindungan payung hukumnya, adapun pergerakan untuk menjadikan bahasa Cirebon sebagai sebuah bahasa yang mandiri dan terlepas dari Bahasa Jawa maupun Sunda. Maka dari itu dilakukan sebuah metode yang disebut dengan Metode Guiter, namun pada perhitungannya metode tersebut baru mencatat sekitar 75% perbedaan antara bahasa Cirebon dengan bahasa Jawa. Sementara untuk diakui sebagai sebuah bahasa mandiri, diperlukan sedikitnya 80% perbedaan dengan bahasa terdekatnya.[15]
Namun secara nyata, penerbitan buku penunjang pelajaran bahasa daerah Cirebon dan Indramayu pada periode tahun 2000-an sudah dilakukan dengan tidak menyebutkan Cirebon sebagai sebuah dialek Bahasa Jawa dan hanya disebutkan Bahasa Cirebon dan bukannya Bahasa Jawa dialek Cirebon seperti yang dilakukan pada penerbitan "Kamus Bahasa Cirebon" oleh TD Sudjana dan kawan-kawan tahun 2001 dan Wykarana - Tata Bahasa Cirebon oleh Salana tahun 2002.

Pengembangan pendidikan bahasa Cirebon

Pengembangan dan perlindungan bahasa yang diamanatkan oleh Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 dalam kaitannya dengan pengembangan Bahasa Cirebon hanya terjadi disekitar wilayah eks-karesidenan Cirebon yaitu (Kabupaten CirebonKota CirebonKabupaten Indramayu, sebagian wilayah Kabupaten Majalengka dan sebagian wilayahKabupaten Kuningan) sementara wilayah kabupaten lainnya yang juga didiami oleh Suku Cirebon seperti wilayah Kabupaten Subang sebelah utara dan sebagian wilayahKabupaten Karawang di Pesisir Timur hingga tahun 2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan belum juga mendapatkan pengajaran Bahasa Cirebon, adanya ketidakmerataan pengajaran bahasa daerah di Jawa barat ini dikarenakan pemerintah memberikan hak sepenuhnya kepada Pemerintah Daerah di setiap Kabupaten/Kota untuk menentukan sendiri pengajaran bahasa daerah yang ada di wilayahnya.

Pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi

Berbeda halnya dengan pendidikan bahasa cirebon, pendidikan bahasa betawi di wilayah Provinsi Jawa Barat mengalami hal yang lebih parah dari masalah yang dialami oleh bahasa cirebon, pendidikan Bahasa Betawi hingga tahun 2011 (delapan tahun setelah Perda Jawa Barat No. 5 Tahun 2003) diterbitkan sama sekali belum dilakukan di wilayah yang didiami oleh suku betawi yaitu Kota DepokKota BekasiKabupaten Bekasi, sebagian Kabupaten Bogor wilayah Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Karawang danKabupaten Purwakarta sebelah barat, padahal penelitian tentang Bahasa Betawi telah cukup banyak dilakukan, di antaranya:
  1. K. Ikranegara (1980). Melayu Betawi Grammar. Linguistic Studies in Indonesian and Languages in Indonesia 9. Jakarta: NUSA.
  2. S. Wallace (1976). Linguistic and Social Dimensions of Phonological Variation in Jakarta Malay. PhD. Dissertation, Cornell University.
  3. Klarijn Loven (2009). Watching Si Doel: Television, Language and Cultural Identity in Contemporary Indonesia, 477 halaman, ISBN 90-6718-279-6. Penerbit: The KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies at Leiden.
  4. Lilie M. Roosman (April 2006). Lilie Roosman: Phonetic experiments on the word and sentence prosody of Betawi Malay and Toba Batak, Penerbit: Universiteit Leiden.

Pengembangan pendidikan bahasa Melayu dialek Betawi

Hingga tahun 2011 Pemerintah Daerah yang wilayahnya didiami oleh Suku Betawi yaitu Kota DepokKota BekasiKabupaten BekasiKabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang masih belum mengadakan pendidikan bahasa daerah Bahasa Melayu dialek Betawi dan hanya mengajarkan pendidikan bahasa daerah Bahasa Sunda.

Perguruan tinggi negeri

Perguruan tinggi swasta

Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Jawa Barat terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak tahun 1996 adalah:

Kabupaten dan kota[sunting | sunting sumber]

Kabupaten dan Kota Jawa Barat
Peta Jawa Barat dengan daftar pembagian Kabupaten.
    No.Kabupaten/KotaPusat pemerintahanKecamatanKelurahan/desaBupati/Wali KotaLogo
    West Java coa.svg
    Lokasi
    1Kabupaten BandungSoreang3110/270Daftar bupatiDadang M. Nasser
    Lambang Kabupaten Bandung.png
    Locator kabupaten bandung.png
    2Kabupaten Bandung BaratNgamprah16-/165Daftar bupatiAbu Bakar
    Kabupaten Bandung Barat.gif
    Locator kabupaten bandung barat.png
    3Kabupaten BekasiCikarang237/180Daftar bupatiNeneng Hassanah Yasin
    Logo Kabupaten Bekasi.jpg
    Locator kabupaten bekasi.png
    4Kabupaten BogorCibinong4017/417Daftar bupatiNurhayanti
    Lambang Kabupaten Bogor.png
    Locator kabupaten bogor.png
    5Kabupaten CiamisCiamis267/258Daftar bupatiIing Syam Arifin
    Lambang kabupaten ciamis.gif
    Ciamis locator map.png
    6Kabupaten CianjurCianjur326/354Daftar bupatiIrvan Rivano Muchtar
    Lambang Kabupaten Cianjur.gif
    Locator kabupaten cianjur.png
    7Kabupaten CirebonSumber4012/412Daftar bupatiSunjaya Purwadi Sastra
    Lambang Kabupaten Cirebon.gif
    Locator kabupaten cirebon.png
    8Kabupaten GarutGarut4221/421Daftar bupatiRudi Gunawan
    Lambang Kabupaten Garut.gif
    Locator kabupaten garut.png
    9Kabupaten IndramayuIndramayu318/309Daftar bupatiAnna Sophana
    Lambang Kabupaten Indramayu.png
    Locator kabupaten indramayu.png
    10Kabupaten KarawangKarawang3012/297Daftar bupatiCellica Nurrachadiana
    Lambang Kabupaten Karawang.png
    Locator kabupaten karawang.png
    11Kabupaten KuninganKuningan3215/361Daftar bupatiAcep Purnama
    Logo Kabupaten kuningan.jpg
    Locator kabupaten kuningan.png
    12Kabupaten MajalengkaMajalengka2613/330Daftar bupatiSutrisno
    Lambang Kabupaten Majalengka.jpeg
    Locator kabupaten majalengka.png
    13Kabupaten PangandaranParigi10-/93Daftar bupatiJeje Wiradinata
    Logo-pangandaran-perbup.no.4.thn.2013.png
    80px
    14Kabupaten PurwakartaPurwakarta179/183Daftar bupatiDedi Mulyadi
    Logo Purwakarta Color.jpg
    Locator kabupaten purwakarta.png
    15Kabupaten SubangSubang308/245Daftar bupatiImas Aryumningsih (Plt.)
    Lambang Kabupaten Subang.jpeg
    Locator kabupaten subang.png
    16Kabupaten SukabumiPalabuhanratu475/381Daftar bupatiMarwan Hamami
    Lambang Kabupaten Sukabumi.png
    Locator kabupaten sukabumi.png
    17Kabupaten SumedangSumedang267/276Daftar bupatiEka Setiawan
    Lambang Kabupaten Sumedang.png
    Locator kabupaten sumedang.png
    18Kabupaten TasikmalayaSingaparna39-/351Daftar bupatiUu Ruzhanul Ulum
    Tasikmalaya Regency Seal.png
    Locator kabupaten tasikmalaya.png
    19Kota Bandung-30151/-Daftar wali kotaRidwan Kamil
    Bandung coa.png
    Locator kota bandung.png
    20Kota Banjar-49/16Daftar wali kotaAde Uu Sukaesih
    Logo kota banjar.gif
    Locator kota banjar.png
    21Kota Bekasi-1256/-Daftar wali kotaRahmat Effendi
    Coat of arms of Bekasi.png
    Locator kota bekasi.png
    22Kota Bogor-668/-Daftar wali kotaBima Arya
    Lambang Kota Bogor.png
    Locator kota bogor.png
    23Kota Cimahi-315/-Daftar wali kotaAtty Suharti Tochija
    Logo-Cimahi.png
    Locator kota cimahi.png
    24Kota Cirebon-522/-Daftar wali kotaNasrudin Azis
    Lambang Kota Cirebon.gif
    Locator kota cirebon.png
    25Kota Depok-1163/-Daftar wali kotaIdris Abdul Shomad
    Lambang Kota Depok.png
    Locator kota depok.png
    26Kota Sukabumi-733/-Daftar wali kotaMohamad Muraz
    Lambang Kota Sukabumi.png
    Locator kota sukabumi.png
    27Kota Tasikmalaya-1069/-Daftar wali kotaBudi Budiman
    Logo Kota Tasikmalaya.png
    Locator kota tasikmalaya.png

    Daftar gubernur[sunting | sunting sumber]

    NoGubernurMulai JabatanAkhir JabatanKeteranganWakil Gubernur
    1Gubernur Jawa Barat Sutardjo Kertohadikusumo.jpgMas Sutardjo Kertohadikusumo
    18 Agustus 1945
    Desember 1945
    2Mr. datuk djamin 1945-1946.jpgDatuk Djamin
    Desember 1945
    1946
    3Dr-Moerdjani.jpgMurdjani
    1946
    1947
    4Mr. mas sewaka 1947-1948, 1950-1952.jpgR. Mas Sewaka
    1947
    1948
    5MPU Ukar B.jpgUkar Bratakusumah
    1948
    1950
    Masa PDRI
    6Mr. mas sewaka 1947-1948, 1950-1952.jpgR. Mas Sewaka
    1950
    1951
    7Gubernur Jawa Barat Sanusi Hardjadinata.jpgSanusi Hardjadinata
    1951
    1956
    8Gubernur Jawa Barat Ipik Gandamana.jpgIpik Gandamana
    1956
    1959
    9Gubernur Jawa Barat Mashudi.jpgMashudi
    1960
    1965
     Periode pertama
    1965
    1970
    Periode kedua
    R.A Nashuhi
    10Gubernur Jawa Barat Solihin GP.jpgSolihin G.P.
    1970
    1975
    11Aang Kunaefi.jpgAang Kunaefi
    1975
    1980
    Periode pertama
    1980
    1985
    Periode keduaSoehoed Warnaen Peraatmadja
    12Yogi Suardi Memet.jpgYogie Suardi Memet
    1985
    1993
    Soeryatna Soebrata
    13H.r.nuriana, mayjen (purn) 1993-1998, 1998-2003(1).jpgR. Nuriana
    1993
    1998
    Periode pertamaUkman Sutaryan
    Sampurna
    1998
    2003
    Periode keduaHusein Jachjasaputra
    Soedharma TM
    14Danny setiawan.jpgDanny Setiawan
    13 Juni 2003
    13 Juni 2008
    Nu'man Abdul Hakim
    15Gubernur Aher.jpgAhmad Heryawan
    13 Juni 2008
    13 Juni 2013
    Periode pertama
    Dede Yusuf
    13 Juni 2013
    petahana
    Periode kedua
    Deddy Mizwar

    Perwakilan[sunting | sunting sumber]

    Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD.
    DPRD Jawa Barat hasil Pemilihan Umum Legislatif 2014 tersusun dari 10 partai, dengan perincian sebagai berikut:
    PartaiKursi %
    Lambang PDI-P PDI-P20-
    Lambang Partai Golkar Partai Golkar17-
    Lambang PKS PKS12-
    Lambang Partai Demokrat Partai Demokrat12-
    Lambang Partai Gerindra Partai Gerindra11-
    Lambang PPP PPP9-
    Lambang PKB PKB7-
    Lambang Partai NasDem Partai NasDem5-
    Lambang PAN PAN4-
    Lambang Partai Hanura Partai Hanura3-
    Total100100,0

    Pariwisata, Seni, dan Budaya[sunting | sunting sumber]

    Pariwisata[sunting | sunting sumber]

    Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:

    Kesenian[sunting | sunting sumber]


    Bangunan Mande Karesmen pada komplekskeraton Kasepuhan terlihat para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela prosesi penabuhan gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek) duduk paling kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu

    Makanan[sunting | sunting sumber]

    Lihat pula[sunting | sunting sumber]

    Catatan[sunting | sunting sumber]

    1. ^ Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003

    Pranala luar[sunting | sunting sumber]